Selasa, 26 Agustus 2014

Diafragma (Aperture)


Diafragma atau aperture adalah besar ukuran bukaan lensa. Gunanya untuk mengontrol kadar terang cahaya masuk yang mencapai film. Aperturebekerja seperti kelopak mata manusia; dapat dibuka lebar atau dipersempit untuk pengatur banyak atau sedikit cahaya. Di kamera pengaturan ini diatur oleh diafragma, sekat-sekat yang bertumpuk yang terdapat di dalam lensa. Diafragma dapat diatur bukaannya, dapat dibuka lebar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak, dan dapat disempitkan untuk mendapatkan cahaya lebih sedikit.Besar kecil ukuran aperture diindikasikan oleh f-number atau f-stop. Ada istilah dalam fotografi, lensa di “stop-down” atau “turun” atau “ditutup” ketika ukuran diafragma diperkecil atau lensa di “open” atau “dibuka” ketika ukuran diafragma diperbesar. Standarisasi seri dari f-number atau f-stopadalah: f/l, f/l.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/ll, f/l6, f/22, f/32, f/64. Bukaan diafragma terbesar adalah f/l, yang mengumpulkan cahaya paling banyak. Setiap f-stop setelah itu mengumpulkan cahaya setengah lebih sedikit dari sebelumnya, atau dua kali lebih banyak dari sesudahnya.
Misalnya, f/4 dua kali lebih banyak mengumpulkan cahaya dari f/5.6 dan setengah lebih sedikit dari f/2.8. Perhatikan bahwa f-stop mempunyai kesamaan relasi setengah dan dua kali lipat cahaya pada kecepatan shutter. Jadi indikasi f-number berbanding terbalik dengan besar diafragma.
Lensa sering dikategorikan dengan sebutan:
1.     Lensa fast/cepat”
2.     Lensa “slow/lambat.”
 Sebutan ini didapat dari kemampuan lensa dalam membuka diafragma secara maximum. Lensa dengan bukaan maximum f/2,8 disebut “faster/lebih cepat” dari lensa dengan bukaan maximum f/4. Istilah “stop” berhubungan dengan perubahan eksposur. Untuk mendapatkan satu stop eksposur lebih berarti menggandakan jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan membuka diafragma atau melipat ganda waktu eksposur dengan kecepatan shutterlebih lambat). Untuk exposur satu stop kurang, berarti memotong setengah jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan menutup difragma atau memotong waktu eksposur dengan kecepatan shutter lebih cepat).

pengertian kecepatan rana atau shutter

Kecepatan rana atau shutter adalah kecepatan tirai rana untuk membuka kemudian menutup kembali. Seberapa cepat tirai rana meloloskan cahaya dari lensa berarti seberapa banyak cahaya yang “diizinkan” lolos untuk mencahayai film. Semakin cepat kecepatan tirai rana, semakin sedikit cahaya yang mengenai film.Pengontrolan kecepatan tirai rana ini dapat diatur melalui gelang kecepatan yang menunjukkan angka-angka yang harus dibaca sebagai angka pencahayaan : 1/... detik. Misalnya, angka 60 berarti 1/60 detik. Dengan demikiah, tirai rana akan membuka dan menutup kembali selama 1/60 detik. Makin besar angka kecepatan, makin cepat tirai rana bekerja, dan semakin sedikit cahaya yang masuk. Demikian pula sebahknya.Shutter mengontrol jumlah cahaya masuk dengan lama waktu bukaan. 

Setiap bukaan mengatur cahaya setengah lebih sedikit atau dua kali lebih banyak, dan ditandakan dengan pembagian dalam hitungan detik, contoh: 1 (1/1 atau 1 detik), 2 (1/2 detik), 4 (1/4 detik), 8 (1/8 detik) 15, 30, 60, 125, 500 dan selanjutnya. Beberapa jenis kamera mampu membuka shutter mulai dari 30 detik sampai dengan 1/12.000 detik. B dikenal sebagai “bulb”yang men­gatur shutter untuk selalu terbuka selama tombol shutter ditekan. Ada juga kamera dengan fungsi shutter T atau “time” yang memungkinkan untuk membuka shuttersetelah tombol shutter ditekan dan menutup dengan menekan tombol shutter sekali lagi.Lebih cepat kecepatan shutter akan membekukan atau menghasilkan subyek yang bergerak tampak tajam. Gambar tidak tajam (blur) seringkali disebabkan oleh obyek yang bergerak. 

Akan tetapi apabila kecepatan shutter ditingkatkan gambar blur dapat dikurangi atau dihindari. Pemilihan kecepatan rana didasarkan atas pertimbangan, ingin “mendapatkan yang bagaimana”. Pada umumnya tugas kecepatan rana adalah membuat gambar yang jelas dan tajam, juga pada obyek bergerak, bergerak cepat atau sangat cepat. 

Review 1100D

Mari kita simak apa yang ditawarkan oleh DSLR basic ini :
  • sensor CMOS 12 MP
  • prosesor Digic IV
  • kemampuan merekam HD movie 720p
  • kemampuan metering dengan 63 zone (fokus, warna dan luminance)
  • memakai modul AF dengan 9 titik (satu yang ditengah cross type)
  • mencapai ISO 6400
  • kecepatan burst 3 fps
  • LCD 2,7 inci, resolusi 230 ribu piksel
  • HDMI out
  • dijual bersama lensa kit 18-55mm IS mark II

Bila dibanding dengan EOS 600D, maka perbedaannya hanya di megapiksel (12 MP vs 18 MP), resolusi HD video (720p vx 1080p) dan sedikit lebih cepat (3 fps vs 3,7 fps). Selain itu 600D punya layar LCD resolusi tinggi yang bisa dilipat dan bisa mentrigger lampu kilat eksternal secarawireless. Namun keduanya sama dalam hal desain (termasuk pentamirror dan bodi plastik), modul AF 9 titik, modul metering 63 zone (yang persis sama seperti di EOS 7D) dan ISO 6400.
Tinjauan fisik
Bodi EOS 1100D












terbuat dari bahan plastik dengan permukaan yang terlalu halus tanpa tekstur, agak terkesan murahan. Gripnya pun akan terasa agak kecil terutama bagi orang yang bertangan agak besar, tapi mungkin akan terasa pas bila yang menggenggam adalah kaum wanita.
Desain secara umum 1100D relatif tipikal EOS pemula dengan area atas terdapat tombol ON-OFF, satu roda putar untuk mengatur eksposur, satu mode dial dan satu tombol untuk menyalakan flash. Semuanya terkonsentrasi di sebelah kanan sehingga mudah dijangkau jari telunjuk kanan. Mode dial sendiri tersusun atas manual exposure seperti P, TV, AV, M dan A-DEP, serta berbagai scene mode seperti flash off, Creative Auto, Potrait, Landscape dan Movie. Kotak hijau adalah AUTO yang benar-benar otomatis termasuk pengaturan ISO dan lampu kilat. Tidak ada user preset setting di mode dial EOS 1100D, mengingat kamera ini bukan ditujukan untuk kalangan pro. Flash hot shoe berada di tengah dan diapit oleh built-in flash yang sudah mendukung E TTL-II.
Pada bagian depan terdapat mount logam untuk tempat memasang lensa, dengan dua titik warna yaitu putih (untuk lensa EF-S) dan merah (untuk lensa EF). Jadi EOS 1100D kompatibel dengan lensa Canon apapun, baik EF maupun EF-S. Di dalamnya tampak cermin yang menutupi sensor dan beberapa pin kontak data untuk lensa. Tidak ada sistem pembersih debu di EOS 1100D, untuk membersihkan debu anda perlu masuk ke menu untuk mengangkat cermin dan membersihkan debu secara manual. Di sebelah mount lensa ada lampu untuk mengurangi mata merah akibat kena cahaya lampu kilat, dan sebuah microphone mono diatas logo EOS 1100D yang berfungsi untuk merekam suara saat mode movie.